Dunia Santet

Hati-Hati dan Waspadai Penipuan Atas Nama Santet!!!

Dukun Santet Asli 100% Jauh Hirup Pikuk Perkotaan Dan Rata-Rata Gaptek Sebab Tinggal Di Daerah Terpencil!!! Dukun Santet Palsu 100% Penipu Sok Pasti Umbar Janji Kemampuan Santetnya Dan Al Kisah Santet Akal-Akalan Trik Sulap Belaka!!! Blog Ini Bukan Melayani Santet Namun Menguak Agar Anda Tahu Bab Dunia Santet Dan Mengetahui Cara Mengatasinya!!!

Legenda Santet

Banyak ragam cerita terkait mitos atau legenda yang terkait dengan santet. Dalam legenda santet ada sebuah kisah Ratu Calon Arang. Calon Arang adalah seorang tokoh dalam cerita rakyat Jawa dan Bali dari abad ke-12. Diceritakan bahwa Calon Arang adalah seorang janda penguasa ilmu hitam yang sering merusak hasil panen para petani dan menyebabkan datangnya penyakit. Ia mempunyai seorang puteri bernama Ratna Manggali, yang meskipun cantik, tidak dapat mendapatkan seorang suami karena orang-orang takut pada ibunya. Karena kesulitan yang dihadapi puterinya, Calon Arang marah dan ia pun berniat membalas dendam dengan menculik seorang gadis muda. Gadis tersebut ia bawa ke sebuah kuil untuk dikorbankan kepada Dewi Durga. Hari berikutnya, banjir besar melanda desa tersebut dan banyak orang meninggal dunia. Penyakit pun muncul.

Raja Airlangga yang mengetahui hal tersebut kemudian meminta bantuan penasehatnya, Empu Baradah untuk mengatasi masalah ini. Empu Baradah lalu mengirimkan seorang muridnya bernama Empu Bahula untuk dinikahkan kepada Ratna. Keduanya menikah besar-besaran dengan pesta yang berlangsung tujuh hari tujuh malam, dan keadaan pun kembali normal.

Calon Arang mempunyai sebuah buku yang berisi ilmu-ilmu sihir/santet. Pada suatu hari, buku ini berhasil ditemukan oleh Bahula yang menyerahkannya kepada Empu Baradah. Saat Calon Arang mengetahui bahwa bukunya telah dicuri, ia menjadi marah dan memutuskan untuk melawan Empu Baradah. Tanpa bantuan Dewi Durga, Calon Arang pun kalah. Sejak ia dikalahkan, desa tersebut pun aman dari ancaman ilmu hitam Calon Arang. Calonarang Rangda Nateng Girah yang mewariskan Ilmu Pengeleakan Aji Wegig sampai sekarang masih berkembang di Bali, karena masih ada generasi penerusnya sebagai pewaris pelestarian budaya.

Sumber: wikipedia.org